-menyambut bulan ramadhan-

Posted in By wilujeng 1 komentar


MENYAMBUT RAMADHAN DENGAN TRADISI
(kebudayaan unik negeri ini)

Banyak hal yang dilakukan menyambut bulan Ramadhan di negeri ini. Namanya juga Indonesia, banyak macam cara  tradisi menyambut Ramadan. Dari berbagai suku, wilayah, bahkan kampung tertenti mempunyai cara tersendiri dalam  memuliakan datangnya Ramadhan. Seperti apa saja acaranya, mari kita lihat satu-persatu :
  • PADUSAN
Padusan yaitu ritual mandi bersama dan membersihkan badan di kolam, sungai, sendang, pancuran, belik, atau telaga.Mandi bersama menjelang puasa di antaranya dilakukan warga di kolam. Warga mempercayai air kolam yang digunakan untuk mandi ini mampu mendatangkan rejeki. Seperti di kampung saya, Tradisi ini sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu. Awalnya, tradisi Padusan ini hanya dilakukan warga yang tinggal di sekitar kolam.  Padusan disini dimaksudkan agar kita siap menjalankan puasa dengan badan dan jiwa yang bersih (foto diambil dari sini.
  • DUGDERAN

Tradisi Dugderan  ini berasal dari kota Semarang, Jawa Tengah. Nama Dugderan sendiri berasal dari kata “Dug” dan “Der”. Kata Dug diambil dari suara dari bedug masjid yang ditabuh berkali-kali sebagai tanda datangnya awal bulan Ramadhan. Sedangkan kata “Der” sendiri berasal dari suara dentuman meriam yang disulutkan bersamaan dengan tabuhan bedug. Tradisi yang sudah berumur ratusan tahun ini terus bertahan ditengah perkembangan jaman.
Untuk tetap mempertahankan suasana seperti pada jamannya, dentuman meriam kini biasanya diganti dengan suara-suara petasan atau bleduran.
Bleduran terbuat dari bongkahan batang pohon yang dilubangi bagian tengahnya, untuk menghasilkan suara seperti meriam biasanya diberi karbit yang kemudian disulut api.
  • MEUGANG

Meugang adalah tradisi masyarakat Aceh. Mereka menyembelih seekor kerbau dan dagingnya dimakan menjelang masa puasa. Warga Aceh bisa membeli kerbau ini secara patungan. Biasanya orang yang secara ekonomi lebih mampu turut memberikan sumbangan agar fakir miskin pun bisa menikmati kebersamaan ini. Di Aceh, Meugang tidak hanya diadakan sebelum hari raya Idul Fitri, tetapi juga saat hari raya Idul Adha (foto dari sini).
  • BALIMAU
Masyarakat di Sumatera Barat menyambut bulan suci Ramadhan dengan tradisi Balimau. Balimau sendiri dalam bahasa Minangkabau memiliki makna mandi disertai keramas. Tradisi ini merupakan lambang pembersihan diri sebelum mulai berpuasa. Balimau juga dilakukan secara beramai-ramai. Bisa di sungai, danau, atau kolam. Siapapun bisa ikut, dari yang muda sampai yang tua, laki-laki maupun perempuan.
(foto dari sini)
  • JALUR PACU

Di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, masyarakatnya memiliki tradisi yang mirip dengan lomba dayung. Tradisi “Jalur Pacu” ini digelar di sungai-sungai di Riau dengan menggunakan perahu tradisional, seluruh masyarakat akan tumpah ruah jadi satu menyambut acara tersebut.
Tradisi yang hanya digelar setahun sekali ini akan ditutup dengan “Balimau Kasai” atau bersuci menjelang matahari terbenam hingga malam.
(foto dari sini)

  • NYOROG
Di Betawi, tradisi “Nyorog” atau membagi-bagikan bingkisan makanan kepada anggota keluarga yang lebih tua, seperti Bapak/Ibu, Mertua, Paman, Kakek/Nenek, menjadi sebuah kebiasan yang sejak lama dilakukan sebelum datangnya bulan Ramadhan. Meski istilah “Nyorog”nya sudah mulai menghilang, namun kebiasan mengirim bingkisan sampai sekarang masih ada di dalam masyarakat Betawi. Bingkisan tersebut biasanya berisi bahan makanan mentah, ada juga yang berisi daging kerbau, ikan bandeng, kopi, susu, gula, sirup, dan lainnya. Tradisi “Nyorog” di masyarkat Betawi memiliki makna sebagai tanda saling mengingatkan, bahwa bulan suci Ramadhan akan segera datang, selain itu tradisi “Nyorog” juga sebagai pengikat tali silahturahmi sesama sanak keluarga.
  • ZIARAH KUBUR
Kalau yang ini dimana-mana ada. dari kampung sampai kota banyak sekali kita jumpai masyarakat berziaran menjelang Ramadhan
  • MAKAN KUE APEM
Makan kue apem untuk menandai datangnya bulan puasa lazim dilakukan di Surabaya. Nama kue apem dipercaya berasal dari kata "afwan" dalam bahasa Arab yang artinya maaf. Jadi secara simbolis makan kue apem bisa diartikan memohon maaf pada keluarga, sanak saudara, dan teman. Setelah makan kue apem, orang-orang yang berkumpul biasanya bersalam-salaman saling meminta maaf, dan melanjutkan acara dengan tahlilan.
  • PERLON UNGGAHAN
Sebelum bulan suci mulai, masyarakat Banyumas mengadakan acara makan besar, disebut dengan Perlon Unggahan. Berbagai macam makanan tersedia, namun yang tidak boleh absen adalah nasi bungkus, serundeng sapi, dan sayur becek. Uniknya, serundeng sapi dan sayur becek harus disiapkan laki-laki dan jumlah mereka harus 12 orang, terutama disebabkan banyaknya kambing dan sapi yang disembelih. 

Namun demikian tradisi tersebut tentunya ada hal yang melatarbelakanginya sesuai sejarah dan kebudayaan masyarakat setempat. Kemudian mari kita  tradisi di masa Rasulullah, pada saat akhir bulan Sya'ban para sahabat berkumpul di masjid untuk mendengar khutbah penyambutan Ramadhan. Saat itu dimanfaatkan oleh kaum Muslimin untuk saling meminta maaf di antara mereka. Seorang sahabat kepada sahabatnya, seorang anak kepada orang tuanya, seorang adik kepada kakaknya, dan seterusnya. Mereka ingin memasuki bulan Ramadhan dengan tanpa beban dosa. Mereka ingin berada dalam suasana Ramadhan yang disucikan itu dalam keadaan suci dan bersih.

Kebiasaan Rasulullah dan para sahabatnya ini, perlu dihidupkan lagi tanpa harus mengubah tradisi yang sudah ada dan eksis sampai saat ini. Biarlah Hari Raya Idul Fitri tetap dalam tradisinya, tapi pada akhir bulan Sya'ban perlu ditradisikan hal-hal yang sudah menjadi kebiasaan Nabi, yaitu dengan memperbanyak silaturrahim, saling meminta maaf, dan bertahniah, selain menyambutnya dengan ceramah yang dikhususkan untuk itu. Tahniah, saling mengucapkan 'selamat' adalah kebiasaan baik yang ditadisikan Rasulullah.

Dianjurkan kepada kaum Muslimin untuk mengunjungi kaum kerabat, terutama orang tua untuk mengucapkan tahniah, memohon maaf, dan meminta nasihat menjelang Ramadhan. Jika jaraknya jauh, bisa ditempuh melalui telepon, surat pos, atau dengan cara-cara lain yang memungkinkan pesan itu sampai ke tujuan. Adalah baik jika kebiasaan itu dikemas secara kreatif, misalnya dengan mengirimkan kartu Ramadhan.

Adapun tentang ceramah yang diselenggarakan khusus untuk menyambut Ramadhan, Rasulullah telah memberikan contohnya. Pada saat itu sangat tepat jika disampaikan tentang segala hal yang berkait langsung dengan Ramadhan. Mulai dari janji-janji Allah terhadap mereka yang bersungguh-sungguh menjalani ibadah Ramadhan, amalan-amalan yang harus dan sunnah dikerjakan selama Ramadhan, sampai tentang tata cara menjalankan seluruh rangkaian ibadah tersebut.

Salah satu penggalan khutbah Rasulullah menyambut Ramadhan yang menggetarkan itu adalah, "Wahai ummatku, akan datang kepadamu bulan yang mulia, bulan penuh berkah, yang pada malam itu ada malam yang lebih mulia dari seribu bulan. Itulah malam di mana Tuhan memberi perintah bahwa kewajiban puasa harus dilakukan di siang hari dan Dia menciptakan shalat khusus (tarawih) di malam hari...."


Bagaimana tradisi di kampung anda dalam menyambut Ramadhan.

@salam salim slamet.