EKSISTENSI DUKUN BAYI YANG TERLUPAKAN, (kalah popularitas dengan dukun santet)

Posted in By wilujeng 1 komentar

Membaca sebuah artikel yang berisi kurang lebih demikian, "Semejak sepuluh tahun terakhir, Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melarang dukun bayi membantu persalinan. Mereka diarahkan untuk menjadi tenaga pendamping bidan. Sayangnya, tidak semua dukun bayi direkrut oleh bidan". Hati saya mendadak gelisah.

Dukun Bayi, masih ingatkah anda dengan keberadaan Beliau?. ..."Apa !!!! anda tidak tau!!!", Jangan bohong atau malu kalau anda dahulu lahir atas pertolongan dan jasa para Dukun Bayi. "Tidak koq,saya lahir di rumah Bersalin". "Ngomong apa sampeyan, kapan mulai ada Bidan di negeri ini?", bukan merendahkan anda tapi sekedar nyentik Bapak Bangsa yang tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan dan keamanan bagi Rakyatnya. Anda tahu sendiri berapa ongkos untuk MEMBAYAR jasa para Bidan padahal mereka sudah digaji. Berapa mahalnya biaya persalinan di Rumah Bersalin atau Rumah bikin Sakit , apa terjangkau oleh si Parmin dari jasanya mejadi Tukang mengayuh Becak.

Lalu kenapa Dukun Bayi dipermasalahkan, padahal kalau dihitung secara Statistik jumlah kelahiran bayi yang ditolong oleh Dukun Bayi pasti akan lebih banyak jika dibandingkan  dengan kelahiran bayi yang ditolong oleh Bidan, Suster + Dokter. Berapa jumlah Dukun Bayi,Berapa Jumlah Dokter, Suster dan Bidan sebandingkah?

Dukun bayi  , ada yang menyebut dukung beranak seorang yang mempunyai ketrampilan menolong ibu proses melahirkan sejak puluhan tahun yang lalu, terutama di Jawa. Profesi ini dilakoni oleh perempuan yang tua dan kebanyakan keturunan. Pemakaian nama Dukun sebagaimana kebiasaan orang unsur seperti klenik, magis , tradisionak dan semacam itu sering pula menyertai perilaku dukun dan sugesti masyarakat pengguna jasa, rasa tunduk perintah/permintaan sesaji dan penghormatan yang ditunjukan dengan perilaku  kepada dukun. Penggunaan jasa dukun bayi  disebabkan masih sedikitnya tenaga medis seperti bidan.
         Perlunya menekan angka kematian bayi dan ibu hamil, maka pemerintah kemudian mencetak tenaga medis terutama bidan melalui program bidan desa, bidan siaga yang ditempatkan di desa.  Tugas utama bidan ini adalah meningkatkan kesehatan ibu dan anak ( KIA ).  Adanya figur bidan di desa tidak serta merta menggeser peranan dukun bayi di mata masyarakat. Keterbatasan pengetahuan medis menjadikan perlunya  bidan  atau dinas kesehatan untuk membimbing dukun teknis medis dalam pelayanan sekaligus merupakan masa transisi pelayanan  KIA kepada bidan. Coba kita amati  pada desa yang jauh dari kota masih terlihat kental kepercayaan pada dukun bayi dari pada bidan.
Lalu apa yang istimewa pada dukun bayi ?
Dukun bayi yang ada di desa dalam pandangan masyarakat  :
1.       Dianggap kesepuhan ( bahasa jawa ) yang mempunyai kelebihan.
2.      Biaya untuk proses persalinan yang lebih murah.
3.      Adanya pelayanan pasca persalinan , kunjungan ke rumah untuk memijat bayi dan ibu serta membawa jamu dalam kurun waktu tertentu.
         Pandangan masyarakat yang seperti tentu harus kita maklumi, karena hal tersebut diatas hampir tidak dimiliki oleh bidan. Mungkin juga dipengaruhi faktor memandang bidan kebanyakan masih muda (belum pernah melahirkan anak ), kurang mampunya bidan melakukan pendekatan masyarakat dalam menggulirkan program atau mungkin dalam kurikulum pendidikan bidan tidak pernah  diajarkan metoda pendekatan sosial kemasyarakatan.
dalam hati muncul berbagai pertanyaan yang belum terjawab sampai sekarang,
apa anda percaya dukun bayi, seperti anda tidak percaya pada dukun santet?
berapa gaji dukun bayi sebangdingkah dengan jasanya sebagai per]kerjaan yang terlupakan.
berapa bayaran bidan dengan pengalaman sedikit masih pula menganggap remeh dukun bayi?
bukankah bidan dan dokter sudah dibayar pemerintah kenapa masih pula menghisap darah bayi?
besar mana dengan jasa dukun dengan bidan?
dimana perhatian pemerintah kepada dukun bayi?
program kemitraan dengan dukun bayi justru mengkebiri sang dukun oleh pemerintah?
dukun bayi hilang karena ulah siapa?
pernahkah anda berdoa utuk dukun bayi?
demikian semoga..........
salam salim slamet