Sebuah Perjalanan Panjang

Posted in By wilujeng 0 komentar

PENANTIAN PANJANG
(catatan kecil kebagai kado untuk semua yang pernah merasakan hitam putih catatan kaki gunung slamet)


1 Muharram 1415 H / 18 Mei 1996

Kemanapun pun suatu perjalanan, selalu diawali dari titik nol, yang merupakan titik koordinat kita. Yang pertama kita lakukan adalah kita lebih dahulu menentukan posisi kita, sebelum menuju koordinat selanjutnya.Begitu pula dengan proses kelahiran kami yang bergerak di bidang lingkungan, aktifitas petualangan sebagai langkah awal memiliki nilai penting, yakni nilai CINTA, kebersamaan, kekeluargaan dan semangat solidaritas yang tinggi. Kegiatan alam bebas menuntut adanya kerjasama dalam kelompok. Dalam kesempatan itulah solidaritas, sikap toleran, kepercayaan, kepedulian, dan kerelaan menjadi prinsip-prinsip yang selalu mendasari setiap tindakan. 

Purwokerto, damainya sebuah kota kecil. Dimana  matahari terbit ditimur menyeruak diantara gumpalan  puting Gunung kembar Sindoro Sumbing. Tarian ombak  Pantai Srandil dan Ayah juga kumpulan karang Nusa Kambangan menjadi,batas tarian Ratu Pantai Selatan. Sayup-sayup terdengar dari  pesisir selatan yang terhalang Jernihnya Sungai Serayu. Gagahnya Gunung Slamet juga menjadi paku bumi bagian utara, menghadap kebarat sepertinya gunung Cermai atau Gede tidak terlihat pucuknya. Disitulah pertama kami hadir mencoba survive dari titik nol untuk satu tujuan, SATU BUMI SATU KELUARGA SATU DALAM DIRI KAMI FAKTAPALA.


Memang hanya sebuah wadah dari matrial bekas, bahan seadanya, bahkan mungkin sampah masyarakat. Namun demikian kita hanya ingin membuat wadah yang berguna bagi apa saja, untuk apa saja dan siapa saja. Wajar bila pada mulanya kita tidak dianggap, kalaupun ada yang menganggap itupun sebagai kumpulan terbuang dan mengandung racun berbahaya bagi ekosistem kehidupan .

Ya 1 Muharram jadilah kami wadah yang dianggap kotor, sebuah wadah yang siapapun tadak akan melirik bahkan memakainya. Mula dari anggapan itu, maka kami mencoba untuk menambal wadah bocor dengan kesungguhan, mencuci dengan pribadi kami ditambah dengan wewangian CINTA dan semangat dengan harapan semoga wadah ini menjadi wadah yang punya martabat dan harga diri.

SATU BUMI SATU KELUARGA
SATU DALAM DIRI KAMI
FAKTAPALA

Berpetualang hanyalah langkah pembuka. Sesuai dengan ungkapan tak kenal maka tak sayang, berpetualang merupakan aktivitas awal untuk membuka mata terhadap linkungan sekitar. Merayapi tebing kehidupan  yang tinggi menjulang, menyusuri sunyinya lorong-lorong gua harapan, meluncur diatas liarnya jeram fitnah, ataupun menapaki tanah lembab ditengah belantara mujahadah, hanyalah langkah awal untuk menumbuhkan kepedulian para petualang terhadap lingkungan, baik lingkungan fisik, lingkungan biologi, maupun lingkungan sosial.

Ya ini hanya langkah awal........
Lalu bagaimana wadah itu sekarang, masihkah ada didalamnya Semangat Saliyo, Heru, Wasis , Didi, Budi, Wildan dan teman-teman angkatan I.
Masihkah ada Ketulusan Ella, Nanang, Cemong dan teman-teman angkatan II
Bagai mana dengan yang ketiga, keempat, kelima dan seterusnya.
Harusnya engkau semua yang melanjutkan tulisan ini wahai sahabat.

salam lestari.......
tidak aku lanjutkan tulisan ini karena aku tak sanggup menahan air mata
salam salim slamet
semoga
@Qin. npa.fpa.0017.