sesuatu yang tak terpikir

Posted in By wilujeng 0 komentar

nikmat kala sakit
(ada sesuatu yang lebih bermakna)

Sudah dua hari ini saya sakit mata. Penyebabnya sangat sederhana, ketika pulang kerja malam hari menggunakan motor karena silau dengan lampu mobil dari arah berlawanan kubuka kaca helemku, secara tak sengaja ada sejenis serangga 'menabrak mata saya" , Kasihan benar serangga itu sampai mati menabrak mata saya. Sakit terasa hati dan mata ini. sakit karena serangga itu mati juga sakit karena mataku yang bengkak. Itu baru awal sebuah cerita tentang mata yang sakit ini. Kata teman  Mataku kena virus-mata. Bisa menular! Hari berikutnya aku jadi tidak masuk kerja. Dua hari ini aku di kamar kos  saja. Mendekam di kamar. Mengerjakan tugas hanya rumah dengan mata sebelah. Alhamdulillah, satu mataku masih  bisa dipakai, coba kalo kedua mataku.

Lama mendekam dalam kamar berteman tetes dan salep mata yang menyiksa akhirnya bosan juga, sore hari saya mencoba keluar untuk mencari makan. Disebuah tikungan sebelah mataku melihat ada seorang pengamen yang buta dua matanya, nampak begitu bersemangat beliau, saya jadi malu melihat pengamen itu. Nyatanya saya tidak pernah bersukur dengan kedua bola mataku selama ini. Beliau tidak pernah mau mengemis dengan kondisi matanya yang buta. Sakit rasanya mata ini . Nyeri. Pedih. Pegel Seperti ada pasukan lebah yang menyengat. Tapi saya jadi berfikir tentang kesakitan  pengemis tadi, nyeri ekonominya, pedih nasibnya, pegel tentang semua kehidupannya.
Astaghfirullah…
Mungkin mata saya hanya dipakai untuk melihat kebaikan dan keburukan dengan mata telanjang saja hingga tidak akan dapat mengetahui keadaan yang sebenarnya. Sesuatu yang elok dipandang mata kadang-kadang hanyalah tipuan belaka. Sesuatu yang buruk dipandang mata, kadang-kadang tersimpan sesuatu yang menguntungkan. Buta mata belum tentu membahayakan bagi kehidupan kita. Karena banyak orang yang buta matanya, tetapi masih mampu melakukan sesuatu yang terbaik bagi dirinya. Bahkan ia mempunyai keistimewaan, yakni lebih awas daripada kita yang memiliki mata normal. Namun jika mata hati telah buta, maka pertanda hancurlah kehidupan kita, baik kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat.
Orang yang buta hatinya, seringkali merasa kecewa dalam menghadapi liku-liku kehidupannya, karena ia sering gagal dalam mengambil keputusan. Keputusannya lebih banyak meleset. Sebab, yang digunakan untuk mengambil keputusan lebih didasarkan pada penglihatan mata dan akal yang dipenuhi hawa nafsu. Jadinya, ia kurang cermat dan kurang hati-hati. Ia mudah terkecoh dengan fatamorgana serta khayalan-khayalannya sendiri. Begitu bahasa pesan dari pengamen tadi.

Harusnya Saya tidak bisa tergantung pada orang lain. Biar sakit, saya tetap harus meneteskan obat mata itu sendiri. Konflik batin antara tangan yang ingin meneteskan dan mata yang secara-tidak-sadar, berusaha untuk terpejam; Menolak obat mata yang menyakitkan itu.
Itu saja belum cukup. Masih ada salep-mata yang harus ku oleskan ke kedua bola mata ku tiap malam. Awalnya ku pikir, salep-mata ini akan lekas menguap. Tapi ternyata, ketika ia dioleskan, ia akan berada cukup lama di permukaan bola mata saya. Sehingga aku pun belajar bahwa setelah mengoleskan salep-mata, aktivitas yang paling tepat adalah TIDUR. Karena dalam penglihatanku seakan ada kabut yang menyelimuti. Tidak nyaman.
Serasa hilang kesombonganku selama ini, 
Mata.. Oh mata..
"............Lekaslah sembuh, Aku sudah rindu pada sinar matahari, pada terangnya siang,pada keringat, pada sesuatu yang dapat memberiku harapan..............."
Biar pun sakit mata, ku bersikukuh untuk tidak mengeluh. Ini baru sakit mata sebelah pula, Masih bisa melihat, alhamdulillah.. Organ tubuh yang lain pun masih berfungsi dengan baik, alhamdulillah..

Telingaku masih mendengar merdunya suara jangkrik
Jari masih bisa untuk mengetik postingan ini.
Kakiku masih bisa mengantarku untuk melangkah.
Dan masih ada hati untuk membedakan antara yang hak dan batil.
Alhamdulillah..

@salam salim slamet